Sabtu, 09 Oktober 2010

SUPERVISI SMA MODEL DI SMA NEGERI 1 WAINGAPU

Supervisi Sekolah Model Tahap 1 di  SMA Negeri 1 Waingapu  yang berlangsung dari tanggal 4 s/d 8 Oktober 2010 merupakan  agenda kegiataan Direktorat Pembinaan SMA Kemendiknas RI  yang dilaksanakan pada 132  SMA Model SKM, PBKL & PSB di seluruh Indonesia.

SMA Model adalah SMA yang telah memenuhi/hampir memenuhi 8 standar nasional pendidikan (SNP), menyelenggarakan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL) dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran dan manajemen sekolah. Adapun tingkatkan penilaian sekolah model adalah : 1) SIAP SKM, 2) STANDAR III, 3) STANDAR II, 4) STANDAR I

Kegiatan Supervisi ini dilaksanakan oleh Drs. I Nyoman Yatna, M.Si dan Drs. Jarwoto, M.Ed selaku petugas Supervisi Pusat. Adapun tujuan supervisi Tahap 1 adalah untuk memantau keterlaksanaan program SMA Model tentang keterlaksaan Kurikulum, sarana prasarana, pendidikan berbasis keunggulan lokal dan pusat sumber belajar.

Petugas melaksanakan pemantauan lokasi, dokumentasi, wawancara siswa, guru, pegawai. Selama kegiatan supervisi Tahap 1  juga dilaksanakan In House Training (IHT) tentang Analisis Konteks dan Telaah KTSP yang di ikuti oleh seluruh guru SMA Negeri 1 Waingapu.
Dari hasil pantauan petugas selama  di SMA Negeri 1 Waingapu dan mengolah data supervisi  Sekolah model, maka dapat disimpulkan hasilnya adalah secara keseluruhan (SKM, PBKL, PSB) dengan hasil kategori Penilaian :  STANDAR  III.

Hasil penilaian tiap komponen sebagai berikut : 1) Program SKM dengan kategori STANDAR III, 2) Program PBKL dengan kategori : SANGAT BAIK, 3) Program PSB kategori BAIK, 4) KTSP kategori BAIK.

Pak Jarwoto dan  Pak Nyoman lebih lanjut mengharapkan setelah supervisi ini mengharapkan agar SMA Negeri 1 Waingapu untuk membenahi beberapa komponen yang masih kurang untuk ditindaklajut dan dilaksanakan, sehingga pelaksanaan Supervisi Tahap 2 pada bulan  Desember 2010 sudah siap.

Semoga...


Kamis, 30 September 2010

Acara Kematian Sumba Barat Daya

Acara kematian di Kabupaten Sumba Barat Daya merupakan tradisi yang menghabiskan materi yang cukup banyak seperti pengorbanan ternak (kerbau, babi, kuda, sapi, dll). Acara kematian ini turun temurun terus terselenggara dan berlangsung selama 3 s/d  7 hari, kemudian mayat baru dikuburkan.

Tradisi ini memang wajar-wajar saja, namun dari sudut pandang saya, apa yang dapat kita perlu pertimbangkan untuk sisi pendidikan yang bermanfaat untuk kedepan untuk anak-anak....?

Rabu, 29 September 2010

Kebijakan Sektor Pendidikan

Sektor pendidikan merupakan bidang yang mendapat perhatian semua pihak mulai pemerintah, swasta, dan seluruh komponen yang peduli akan kemajuan mutu pendidikan. Pemerintah melalui kebijakan dengan memberikan porsi 25% anggaran APBN untuk sektor pendidikan sesuai amanat konstitusi UUD 45 sedang melaksanakan untuk kepentingan dimaksud. Kebijakan ini merupakan langkah awal untuk menempatkan sektor ini dalam pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan guna mempersiapkan generasi muda yang mempersiapkan diri untuk dapat meningkatkan kemampuan berfikir dari kecil sampai mengenyam pendidikan yang lebih baik sehingga terwujud manusia yang berkemampuan pada bidangnya masing-masing. Anggaran sejumlah itu baru sebagian besar baru merupakan teori tinta hitam di atas kertas.

Namun  harapan bagi penikmat hasil pendidikan khusus para kaum tidak mampu merupakan mimpi yang pada sekarang dan masa depan akan menjadi kenyataan..